Salam Oneng

Hingga kutemukan sakit atas tawa. Dan terasa bahagia dalam luka. Aku... tak akan mati dan berhenti disini. Walau dalam persimpangan, aku akan terus berjalan meniti setiap karang terjal. Dan taklukkan aral berduri. Atas jalan mimpi yang tak terbatas. Aku berjanji... tuk berdiri dan gapai langit mimpi tertinggi. -Detektif Oneng-

Sabtu, 20 April 2013

Oneng Iseng

Mungkin air mata itu masih tersisa jejaknya di sini. Ataukah mungkin potretan senyum itu masih tergambar jelas di sanubari. Kalaulah memang Dia sengaja menyisakannya sedikit di dalam hati, akan kutanam ia lekat-lekat agar tak hilang sama sekali. Tapi aku tak mau bergelut terlalu jauh, cukuplah tahu dan sudah. Biarlah waktu itu berlalu, aku tak akan memintanya untuk dilambatkan atau dihadirkan kembali. Biarlah esok itu menjadi rahasiaNya, aku tak akan meminta untuk dipercepat kedatangannya. Hanya perlu setiap detik hari ini saja akan kulewati dengan kesungguhan hati.

Jumat, 12 April 2013

Apa Kabar Pertanian Indonesia?


Indonesia merupakan sebuah negara agraris. Sejatinya sudah berulang kali diucapkan oleh banyak orang yang ada di negeri ini. Sejatinya pula saya, anda, dan kita tahu bahwa negara kita adalah sebuah negara kepulauan yang memiliki beribu-ribu kekayaan alam yang tak ternilai harganya. Tapi terkadang hanya dipandang sebelah mata. Bahkan terkadang banyak orang-orang di negeri ini yang memungkiri hal itu. Tidak percaya bahwa orang pribumi mampu meningkatkan dan mengolah potensi kekayaan alam. Tidak percaya bahwa saudara satu negerinya bisa bersaing dengan negara-negara maju bahkan negara adidaya sekalipun. Baik dalam segi keilmuannya, sosial, budaya, maupun ekonomi. Tidak dipungkiri bahwa politik ikut berperan. Menjadi sebuah onak yang berakar kuat di tatanan kepemerintahan negara ini. Melingkupi seluruh aspek pembangunan negara. Bahkan pertanian pun turut masuk dalam onak politik itu. Bisa dikatakan merupakan sektor yang paling menjanjikan untuk dibawa dalam sebuah permainan politik.

Negara ini memang memiliki potensi yang sungguh luar biasa pada setiap jengkal produktivitas komoditas komersil dan non komersil dalam bidang pertanian. Mulai dari keanekaragaman gulma, tanaman pangan, perkebunan, sampai hortikultura dan florikultura pun ada. Tanaman subtropis yang ingin diintroduksikan dan diproduksi di negara kita pun bisa. Kita punya semua lahannya. Tapi semua lahan itu dimana? Dikemanakan? Memang digunakan, tapi intensitasnya lebih difokuskan untuk pembangunan sektor-sektor non pertanian, seperti hotel, restoran, gedung-gedung perkantoran, dsb. Sudah dilupakan penggunaan yang semestinya lebih diperhatikan, yaitu untuk sektor pertanian. Tanpa pertanian, terjadi kelaparan, kemiskinan, bahkan kematian jika kebutuhannya tidak bisa terpenuhi. Harus impor sana sini. Padahal barang impor belum tentu terjamin lebih bagus daripada barang lokal. Ujung-ujungnya hutang. Padahal seharusnya kita bisa memproduksi semua komoditas itu sendiri, di tanah air kita sendiri, kita pun bisa untuk tidak hanya memenuhi kebutuhan konsumsi saja tetapi juga untuk persediaan dan bahkan kebutuhan ekspor. 

Jika dibandingkan dengan negara adidaya, sebut aja Amerika. Apa sih yang dimiliki mereka? Lahan pun tak sesubur yang kita punya. Keanekaragaman hayati pun masih unggul kita. Tapi mereka punya otak, yang mereka gunakan dengan benar, yaitu untuk berfikir bukan dikikir dengan membodohkan diri sendiri. Pertanian di sana sangat dijujung tinggi derajatnya. Petani di negara kita punya lahan berapa hektar, sih? Yang dikatakan petani itu seperti apa? Petani di sana punya luasan lahan lebih dari puluhan sampai ratusan hektar. Bahkan milik pribadi. Kalau petani di negara kita? Sebagian besar bukan milik sendiri, tetapi lahan sewa, sejatinya sebagai buruh bukan petani. Petani di sana bisa mengolah hasil produksi mereka sendiri, punya pabrik pengolahan sendiri, punya akses pemasarannya sendiri. Kalau petani di negara kita?

Oke, stop mengintimidasi. Petani itu bukan berkonotasi negatif ataupun memiliki derajat hidup yang rendah. Tidak. Petani itu pahlawan pertanian, yang memberi makan setiap perut yang kelaparan. Sejatinya kita bisa untuk menjadi petani berdasi. Petani yang sukses. Hanya perlu lebih dipusatkan saja untuk sektor pertanian yang memang cukup kompleks ini. Dari hulu sampai hilir perlu dioptimalisasikan lagi. Khususnya dalam teknis budidaya dan pengemasan hasil produksi. Produk hasil pertanian merupakan produk yang mudah dan cepat sekali rusak. Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi dalam pengemasan dan pengolahan produk. Sebagai contoh untuk komoditas tanaman pakan seperti jagung. Sejatinya memang termasuk ke dalam jenis tanaman pakan, tetapi juga bisa dijadikan bahan pangan untuk konsumsi. Jagung yang dijual segar pasti tidak akan bertahan lama dan sulit untuk didistribusikan ke daerah-daerah yang cukup memakan waktu ketika diperjalanan. Perlu adanya inovasi produk seperti pembuatan cornflakes, keripik jagung, popcorn, dsb. Pastinya dengan pengemasan yang menarik dan mampu manjaga kondisi produk. Inovasi produk pertanian yang seperti itulah kiranya mampu meningkatkan kualitas.

Pengembangan inovasi dalam bidang pertanian dibutuhkan para ahli yang memang fokus pada bidang pertanian, tidak lain dan tidak bukan yaitu para sarjana-sarjana pertanian. Mereka adalah generasi penerus yang punya sejuta ide brilian di otaknya, tapi tidak pernah dikembangkan dan direalisasikan, karena sudah terburu rasa pesimis atas kondisi negaranya sendiri. Terkadang ada yang lari dari jalur yang semestinya mereka geluti. Bukannya terjun ke sektor riil pertanian, malah masuk ke ranah orang lain yang seharusnya bukan menjadi lahan garapan ide-idenya. Tidak, kawan. Apa pun kondisi dan masalah negara kita, pasti ada penyelesaian masalahnya. Saya, anda, dan kita, adalah tonggak bagi kemajuan bangsa. Para pemuda bangsa yang pastinya punya andil dan memang harus ikut andil dalam pembangunan negara. Abaikan saja para politikus yang mengakar di pemerintahan, toh mereka bukan Tuhan.  Sekarang yang perlu menjadi perhatian yaitu, inginkan sebuah kebaikan dengan memunculkan gebrakan-gebrakan baru yang bersifat revolusi (cepat) ataukah evolusi (lambat dan lama)? Hanya butuh sebuah pemantik untuk menuju sebuah cahaya.

Minggu, 31 Maret 2013

Oneng Iseng

Sejatinya sebuah hati itu tak lagi setia,
maka seuntai tali kasih pun tak dapat membuatnya untuk tetap tinggal.
Kata percuma mungkin tepat untuk segala tindakan yang diperbuat.
 Sebuah penantian tak lagi berarti.
Sekaligus mati dalam satu detik kedipan mata.
Hanya dalam satu tarikan nafas saja.
Semuanya tamat.
Sayangnya meninggalkan sebuah bekas,
dengan warna yang sangat jelas.
Mungkin akan selalu teringat
atau terlupakan dengan cepat.
 

Lomba Puisi Nasional IWC 2013

SYARAT & KETENTUAN LOMBA
  1. Peserta Warga Negara Indonesia (WNI) baik yang berdomisili di Indonesia maupun diluar Negara Indonesia. Usia 15 tahun sampai dengan 30 tahun.
  2. Memiliki Identitas diri berupa; KTP/SIM/Kartu Mahasiswa/Kartu Pelajar/Paspor, dll.
  3. Tema Lomba Puisi 2013"CERITA INSPIRATIF" dengan SubTema; Cinta, Persahabatan, Budaya, Pahlawan, Dll. 
  4. Peserta adalah perorangan (individu).
  5. Setiap peserta hanya diperbolehkan mengirim naskah sebayak 5 karya.
  6. Karya yang diikutsertakan harus merupakan hasil karya orisinil dari peserta kompetisi menulis lomba puisi IWC 2013 dan bertanggung jawab penuh terhadap hasil karyanya tersebut apabila dikemudian hari ditemukan adanya plagiasi (plagiat).
  7. Karya belum pernah dipublikasikan sebelumnya di penerbit indie maupun major, apabila hanya diposting dimedia elektronik seperti blog/notes facebook diperbolehkan mengikuti lomba IWC 2013. Dewan Juri berhak mendiskualifikasi jika menemukan karya puisi yang pernah dipublikasikan sebelumnya di penerbit indie maupun major.
  8. Panitia berhak menyeleksi semua tulisan yang masuk dan berhak tidak mempublikasikan tulisan yang mengandung unsur SARA, RAS, Porno, atau unsur lain yang dinilai kurang pantas dan kurang sesuai dengan etika dan serta melanggar terhadap segala perundang-undangan yang berlaku.
  9. Peserta membebaskan Otack menagement dan media partner serta perusahaan atau pihak-pihak manapun yang berhubungan dengan penyelenggaraan kompetisi/lomba ini  dari segala bentuk tuntutan dari pihak-pihak lain tersebut terkait dengan hasil karya peserta yang diikutsertakan di dalam lomba.
  10. Apabila di kemudian hari peserta melakukan pelanggaran atas ketentuan dan persyaratan lomba tertulis, dan terbukti merupakan karya plagiat/bukan hasil karya peserta sendiri, pemberian data yang keliru dan/atau tidak benar, maka peserta akan didiskualifikasi.
  11. Pengumuman pemenang IWC 2013, akan diumumkan melalui writing-contest.otack.com, Facebook OTACK, twitter @OTACKers, atau dibeberapa media cetak. Selain ini, pemenang akan dihubungi langsung oleh panitia melaui telp/email.
  12. Keputusan Dewan Juri bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.

FORMAT PENULISAN
  1. Panjang naskah 1-3 halaman (kertas A4, font Times New Roman, ukuran font 12, spaci 1.5, batas margin; Top 4 cm, Left 4 cm, Right 3 cm, bottom 3 cm.
  2. Lampirkan biodata (identitas diri) berbentuk narasi/paragraf dalam file yang berbeda (lengkapi dengan Nomor Telp dan Email aktif).
  3. Nama file puisi adalah (Kategori lomba - Judul Puisi - Nama Penulis), contoh; PUISI - MAMA PAPA LARANG - JUDIKA NALOM ABADI SITOHANG.
  4. Kirimkan file puisi beserta lampiran biodata via email ke: ListIndonesian@gmail.com dengan format pengiriman; Judul Emai (Subject): Puisi - Nama Lengkap Penulis. Pada bagian isi email diisi dengan Nomor Telepon/HP penulis - Judul Puisi.

SISTEMATIS PENILAIAN
  1. Pemilihan judul puisi yang unik, aneh, menarik, dan eksplorasinya bersifat umum dan luas.
  2. Sistematika penulisan; alur, ejaan, gaya bahasa, kiasan.
  3. Ketajaman ide, imajinasi, pesan, dan kesan.
  4. Penjurian dilakukan 2 tahap, tahap seleksi yang akan dipilih 100 karya puisi terbaik, kemudian penjurian final dalam menentukan 10 pemenang umum dan 20 karya favorit.

HADIAH PEMENANG
  1. Juara I : Tabanas Rp. 3.000.000,- + 1  buku terbitan IWC 2013 + Piagam penghargaan.
  2. Juara II : Tabanas Rp. 2.000.000,- + 1 buku terbitan IWC 2013 + Piagam penghargaan.
  3. Juara III : Tabanas Rp. 1.000.000,- + 1  buku terbitan IWC 2013 + Piagam penghargaan.
  4. 7 Nominator Terbaik : Tabanas Rp. 100.000,- + 1 buku terbitan IWC 2013 + Piagam penghargaan.
MEKANISME PENDAFTARAN
  1. Peserta dikenakan biaya registrasi Rp. 10.000,-./naskah (1 judul puisi). Dengan melakukan registrasi via transfer ke Bank Mandiri, Nomor Rekening 900-000-519-4593 a.n. Arlina Fidayanti A.
  2. Naskah puisi dan lampiran biodata yang telah dilengkapi narasi penulis, serta struk ATM/Tunai sebagai bukti registrasi dikirim paling lambat tanggal 7 MEI 2013 Jam 23.59 WIB.
  3. Pengumuman pemenang tanggal 4 JUNI 2013.
  4. Pertanyaan lebih lanjut bisa melalui SMS di 0838 5005 8005 atau via Email di listindonesian@gmail.com

    check in >> http://writing-contest.otack.com/2013/02/lomba-puisi-nasional-iwc-2013.html

Sabtu, 30 Maret 2013

Lingkaran Kecil

Lingkaran itu kumulai dengan sebuah rasa yang awalnya tak pasti. Masih belum tahu akan mengarah kemana setelah kumasuk ke dalamnya. Masih belum tahu mau berbuat apa di dalamnya. Masih belum yakin atas lingkaran yang kupilih sendiri. Terbata itu pasti. Tertatih itu pasti. Mulanya, niat itu tak kunjung terbentuk dengan sempurna. Keraguan itu sering bertengger diotakku. Tak sopan menyelinap dalam hati hingga membuatku semakin tak ingin terlibat lebih jauh lagi dalam lingkaran itu. Berjalan seinci saja kumalas, apalagi untuk berlari. Padahal sudah jelas lingkaran itu mau kemana. Sebenarnya aku tahu, tapi aku tak mau membenarkannya. Masih berkutat dengan urusan dunia. Masih terlena dengan nikmatnya dunia. Masih saja mengurusi gengsi yang harusnya tak ada. 

Aku sudah masuk ke dalam lingkaran itu, tapi masih tetap saja. Tak ada yang berubah dari diriku. Tapi seharusnya ada. Semua karena petuah-petuah itu keluar lagi dari telinga kiriku, kuabaikan begitu saja. Masih tak mau membuka mata. Masih saja menutup telinga. Apalah aku ini? Munafik sekali.

Hingga sebuah waktu menghujam hingga ke ulu hati. Ia tumbuhkan biji sadar dalam hatiku. Perlahan tumbuh dan berkembang, berakar, melekat kuat di sanubari. Aku berhasil menata rapi sebuah niat yang pasti. Niat untuk meniti sebuah jalan bersama dalam lingkaran itu. Jalan cahaya menuju padaNya. Perubahan diri yang awalnya aku pun tak percaya semua ini sungguh terjadi padaku. Seorang hamba yang pernah menghunuskan pedang tajam ke jiwaNya. Seorang hamba yang selalu lalai untuk beribadah padaNya. Seorang hamba yang selalu membantah setiap perkataan orang tuanya. Seorang hamba yang tak pernah menjaga lisannya, perbuatannya, dan akidahnya. Tapi begitulah hidayahNya yang terus datang menghampiriku, menyentuh lembut relung jiwaku. Membalut noda hitam dalam hati, menjadikannya putih kembali. CintaNya telah memilihku untuk masuk ke dalam lingkaran itu. Bertemu dengan hamba-hambaNya yang sungguh luar biasa.

Melalui lingkaran itu aku telah menjadi aku yang sekarang. Melalui lingkaran kecil yang sungguh tak dapat kusamakan dengan bintang yang paling terang. Lingkaran kecil itu lah titik tumpu kesempurnaan Islamku bermula. Allohu akbar, Alloh Maha Besar.

Kuucapkan terima kasihku pada kedelapan insan yang sungguh luar biasa.
Zulaicho, Afni Apriyanti, Kurnia Dwi Aprilia, Nurlatipah, Irda Krismadiyanti, Neneng Chulliyah, Eneng Linda Widia Ningsih, dan Aeni.