Salam Oneng

Hingga kutemukan sakit atas tawa. Dan terasa bahagia dalam luka. Aku... tak akan mati dan berhenti disini. Walau dalam persimpangan, aku akan terus berjalan meniti setiap karang terjal. Dan taklukkan aral berduri. Atas jalan mimpi yang tak terbatas. Aku berjanji... tuk berdiri dan gapai langit mimpi tertinggi. -Detektif Oneng-

Minggu, 17 Maret 2013

Sajak Kontras

Langkahku mulai melipir.
Hatiku pun meminggir.
Tanpa hiraukan akal fikir.
Imanku telah terkikir.

Hasratku akan akhirat sudah alfa.
Diberi kata malah menutup telinga.
Diberi tanda malah menutup mata.
Jiwaku ini gila dunia.

Aku memang manusia hina.
Tapi masih beragama.
Selalu bergetar hatiku kala berbuat dosa.
Takut akan api neraka.
Takut jika pemilik jiwaku murka.
Aku ini manusia macam apa?
Tak punya hati hingga mempermainkanNya.
Bermain api dalam bara.

Tak perlu menunggu hingga satu dasawarsa
untuk sampai pada jalanNya.
Cukupkan saja
dan bersegera sujud padaNya.
Tegaskan hati atas takwa.

Cahaya itu amat hampir.
Makin dekat dan di hatiku Ia terparkir.
Masa lalu memang terasa getir.
Tapi ada Dia, Sang Empunya takdir.
Tetap menjagaku hingga akhir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar