Salam Oneng

Hingga kutemukan sakit atas tawa. Dan terasa bahagia dalam luka. Aku... tak akan mati dan berhenti disini. Walau dalam persimpangan, aku akan terus berjalan meniti setiap karang terjal. Dan taklukkan aral berduri. Atas jalan mimpi yang tak terbatas. Aku berjanji... tuk berdiri dan gapai langit mimpi tertinggi. -Detektif Oneng-

Senin, 14 Januari 2013

Apa Kabar Para Petinggi Indonesia?

Seakan ucapan para petinggi itu sudah benar saja.
Mereka memang para pemimpin,
tapi bukan berarti setiap inci hidup kita ada di ujung lidah mereka.
Seakan tindakan para petinggi itu sudah jelas saja.
Mereka memang duduk di kursi megah itu,
berjalan dengan sepatu kebanggaannya.
Tapi tak melihat ke bawah,
banyak semut yang terinjak oleh kaki mereka.
Negeri ini memang ber-asas-kan demokrasi.
Tapi itu sekedar teori.
Tak lebih dari sebuah definisi di atas putih.
Buktinya, para petinggi itu masih selalu memotong lidah para pengaju aspirasi,
yang hendak memperjuangkan kebenaran dan keadilan,
yang ingin menjunjung tinggi hak si lemah,
yang ingin membela negeri ini dari para politikus busuk yang sudah menjamur di parlemen.
 Tapi, para koruptor di samping mereka selalu dielu-elukan.
Dijunjung dan dimanja dalam kekuasaan lingkaran setan.
Hati mereka sudah berkarat,
lebih buruk dari sebuah sampah busuk di bantar gebang.
Kepulan asap dari puntung rokok yang mereka hisap,
posisi duduk dengan salah satu kaki disandarkan pada satu kaki lainnya,
cara memandang dan berbicara yang meninggikan ego jabatan.
Seakan hanya sebuah klise belaka.
Seakan itu semua adalah hal biasa.
Lalu apa kabar negeri ini jikalau semua hal itu dianggap klise dan biasa.
Berpaling muka bahwa semua baik-baik saja.
Tidak.
Negeri ini butuh jiwa yang berani berkata salah jika salah
dan berani berkata benar jika benar.
Bukannya menutup mata dan berpura-pura tidak tahu.
 Bukannya berpihak pada golongan mereka saja.
Bukannya hanya berkoar-koar tanpa solusi.
Tapi berfikir dan bertindak
demi negeri ini di atas nama seluruh rakyat
tidak condong pada ego suatu golongan tertentu
di atas peraturan ataupun kebijakan yang bukan menindas
tapi merakyat.
Para petinggi itu selalu saja mengumbar kebohongan
di atas kata bernama politik.
 Politik kini dipegang oleh kaum-kaum apatis.
Politik sudah menjadi raja bagi dunia per-manipulasi-an.
Lalu, apa yang harus kita lakukan untuk sebuah negara
yang masih 'mungkin' dan belum 'pasti' ini?
Jawabannya ada pada tindakan kalian.
Sekecil apa pun itu tapi berarti untuk negeri ini.
Berarti untuk tanah airmu, tanah air kita, Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar